Blogger templates

Pages

Selasa, 09 Juli 2013

makalah bahasa indonesia yang baik dan benar


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,hidayah,dan inayah Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini.Terima kasih kepada Dosen/Asisten Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan,tak lupa penulis ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kepentingan penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.Penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan dalam laporan ini,untuk itu penulis memohon maaf bila terdapat kesalahan.Semoga makalah ini dapat member manfaat bagi semua pihak yang membacanya.


                                                                                                Bandar Lampung,17 Novemmber 2009

                                                                                                Penulis                         








PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penggunaan dasar dan imbuhan terkadang masih kurang diperhatikan dan diabaikan oleh penulisnya.Gambaran mengenai kondisi ini juga dikemukakan oleh para pembimbing skripsi/tesis di perguruan tinggi tersebut,bahwa berbagai kesalahan bahasa hampir selalu dapat dilihat pada draf tulisan mahasiswa (makalah,skripsi,maupun tesis).Kesalahan ejaan dan tanda baca,penggunaan istilah,pilihan kata (diksi),kalimat majemuk yang terlalu panjang,struktur kalimat yang tidak jelas,alinea yang juga tidak jelas ide pokoknya masih sering muncul dalam tulisan mahasiswa.Pembaca diharapkan terlebih dahulu menentukan dan menyadari tujuan,manfaat,strategi,dan hasil yang diharapkan ,yaitu menguasai dengan materi pembelajaran MPK Bahasa Indonesia Keilmuan.

1.2 Rumusan Masalah









BAB II
PEMBAHASAN

Penulisan Kata
A.      Kata Dasar
Kata yang  berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya :
Ibu percaya bahwa engaku tahu.
Kantor pajak penuh sesak
B.      Kata Turunan
1.       Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
Bergetar,dikelola,penetapan,menengok
2.       Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya :
Bertepuk tangan,garis bawahi,menganak sungai
3.       Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
Menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan.
4.       Jika salah satu unsur  gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
Aerodinamika,mahasiswa,swadaya,telepon,transmigran.
C.      Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya :
Anak-anak,buku – buku,biri-biri,mata – mata.

D.      Gabungan Kata
1.       Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,termasuk istilah khusus,unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya :
Duta besar,kambing hitam,kereta api,meja tulis.
2.       Gabungan kata,termasuk istilah khusus,yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya :
Alat pandang-dengar,anak-istri saya,orang-tua  muda.
3.       Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya :
Acapkali,adakalanya,bilamana,peribahasa.
E.       Kata ganti ku,kau,mu dan nya.
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;-ku,-mu,dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apa yang kumiliki boleh kau ambil.
Bukuku,bukumu,dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
F.       Kata Depan di,ke, dan dari
Kata depan di,ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
G.     Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

H.      Partikel
1.       Partikel –lah,-kah,dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik – baik.
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
2.       Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Apa pun yang dimakannya,ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
3.       Partikel per yang berarti ‘mulai’,’demi’,dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya :
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 april.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
I.        Singkatan dan Akronim
1.       Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.       Singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan,atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
A.S. Kramawijaya
Muh. Yamin
S.E          Sarjana ekonomi
S.K.M    Sarjana kesehatan masyarakat
Bpk.       Bapak
Sdr.        Saudara
b.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,badan atau organisasi,serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
DPR        Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI      Persatuan Guru Repubik Indonesia
c.       Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya :
Dll.          Dan lain lain
Dsb.       Dan sebagainya.
d.      Lambang kimia,singkatan satuan ukuran,takaran,timbangan,dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya :

TNT        trinitrotoluen
Cm         centimeter
Kg           kilogram
Rp           rupiah
2.       Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,gabungan suku kata,ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a.       Akronim nama diri yang berupa gabungan  huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf capital.
Misalnya :
LAN                        Lembaga Administrasi Negara
SIM                        Surat Izin Mengemudi
b.      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf capital.
Misalnya :
Kowani                 Kongres Wanita Indonesia
Sespa                    Sekolah Staf Pimpinan Administrasi.
c.       Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,suku kata,ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Pemilu                  pemilihan umum
Rudal                     peluru kendali
J.        Angka dan Lambang Bilangan
1.       Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka arab                                 : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,
Angka Romawi          : I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X
2.       Angka yang digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang,berat,luas,dan isi,(ii) satuan waktu,(iii) nilai uang dan (iv) kuantitas.
Misalnya :
0,5 sentimeter                          1 jam 20 menit
5 kilogram                                   pukul 15.00
3.       Angka lazim yang dipakai untuk melambangkan nomor jalan,rumah,apartemen,atau kamar pada alamat.
Misalnya :
Jalan Tanah Abang I No.15
Hotel Indonesia,Kamar 169
4.       Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya :
Bab X,pasal 5,halaman 252
Surah Yasiin:9
5.       Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a.       Bilangan utuh
Misalnya :
Dua belas                                            12
Dua puluh dua                                   22
b.      Bilangan Pecahan
Misalnya :
Setengah                                             ½
Tiga perempat                                   ¾
6.       Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Misalnya :
Paku Buwono X;pada awal abad XX;lihat bab II;
7.       Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut.
Misalnya :
Tahun 50-an                               atau tahun lima puluhan
Uang 5000-an                            atau uang lima ribuan
8.       Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan ,seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya :
Amir menonton drama itu sampai tiga kali
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam
9.       Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.Jika perlu,susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu
Bukan  :
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
10.   Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lenih mudah dibaca.
Misalnya :
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.
11.   Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya :
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Bukan :
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
12.   Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,penulisan harus tepat.
Misalnya :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).




















Tugas Bahasa Indonesia
EYD BAB III

Disusun Oleh :
1.     Geri Antono (0913033004)
2.     Anita Rahmawati (0913033026)
3.     Aurora Nandia F (0913033028)
4.     M. Aji Wira (0913033056)
5.     Vivi Hardiana (0913033068)
6.     Sisca Devita Aprilia (0913033094)

PROGRAM STUDI SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2009

0 comments:

2013. Diberdayakan oleh Blogger.