KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,hidayah,dan inayah Nyalah penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.Terima kasih kepada Dosen/Asisten Dosen Mata Kuliah
Bahasa Indonesia yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan,tak lupa
penulis ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kepentingan penyempurnaan
makalah ini di kemudian hari.Penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan
dalam laporan ini,untuk itu penulis memohon maaf bila terdapat kesalahan.Semoga
makalah ini dapat member manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Bandar
Lampung,17 Novemmber 2009
Penulis
1.1
Latar Belakang
Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penggunaan dasar dan imbuhan
terkadang masih kurang diperhatikan dan diabaikan oleh penulisnya.Gambaran
mengenai kondisi ini juga dikemukakan oleh para pembimbing skripsi/tesis di
perguruan tinggi tersebut,bahwa berbagai kesalahan bahasa hampir selalu dapat
dilihat pada draf tulisan mahasiswa (makalah,skripsi,maupun tesis).Kesalahan
ejaan dan tanda baca,penggunaan istilah,pilihan kata (diksi),kalimat majemuk
yang terlalu panjang,struktur kalimat yang tidak jelas,alinea yang juga tidak
jelas ide pokoknya masih sering muncul dalam tulisan mahasiswa.Pembaca
diharapkan terlebih dahulu menentukan dan menyadari tujuan,manfaat,strategi,dan
hasil yang diharapkan ,yaitu menguasai dengan materi pembelajaran MPK Bahasa
Indonesia Keilmuan.
1.2
Rumusan Masalah
BAB
II
PEMBAHASAN
Penulisan
Kata
A.
Kata Dasar
Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai
satu kesatuan.
Misalnya
:
Ibu
percaya bahwa engaku tahu.
Kantor
pajak penuh sesak
B.
Kata Turunan
1.
Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis
serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya
:
Bergetar,dikelola,penetapan,menengok
2.
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan
atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya
:
Bertepuk
tangan,garis bawahi,menganak sungai
3.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsure gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya
:
Menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan.
4.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi,gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya
:
Aerodinamika,mahasiswa,swadaya,telepon,transmigran.
C.
Bentuk Ulang
Bentuk
ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya
:
Anak-anak,buku
– buku,biri-biri,mata – mata.
D.
Gabungan Kata
1.
Gabungan kata yang lazim disebut kata
majemuk,termasuk istilah khusus,unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya
:
Duta
besar,kambing hitam,kereta api,meja tulis.
2.
Gabungan kata,termasuk istilah khusus,yang
mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung
untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya
:
Alat
pandang-dengar,anak-istri saya,orang-tua
muda.
3.
Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya
:
Acapkali,adakalanya,bilamana,peribahasa.
E.
Kata ganti ku,kau,mu dan nya.
Kata
ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;-ku,-mu,dan
–nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya
:
Apa
yang kumiliki boleh kau ambil.
Bukuku,bukumu,dan
bukunya tersimpan di perpustakaan.
F.
Kata Depan di,ke, dan dari
Kata
depan di,ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya
:
Kain
itu terletak di dalam lemari.
Bermalam
sajalah di sini.
G.
Kata si dan sang
Kata
si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya
:
Harimau
itu marah sekali kepada sang kancil.
Surat
itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
H.
Partikel
1.
Partikel –lah,-kah,dan –tah ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya
:
Bacalah
buku itu baik – baik.
Jakarta
adalah ibu kota Republik Indonesia.
2.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
Misalnya
:
Apa
pun yang dimakannya,ia tetap kurus.
Hendak
pulang pun sudah tak ada kendaraan.
3.
Partikel per yang berarti ‘mulai’,’demi’,dan
‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya
:
Pegawai
negeri mendapat kenaikan gaji per 1 april.
Mereka
masuk ke dalam ruangan satu per satu.
I.
Singkatan dan Akronim
1.
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang
terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.
Singkatan nama orang,nama
gelar,sapaan,jabatan,atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya
:
A.S.
Kramawijaya
Muh.
Yamin
S.E Sarjana ekonomi
S.K.M Sarjana kesehatan masyarakat
Bpk. Bapak
Sdr. Saudara
b.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan,badan atau organisasi,serta nama dokumen resmi yang terdiri atas
huruf awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya
:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Repubik Indonesia
c.
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau
lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya
:
Dll. Dan lain lain
Dsb. Dan sebagainya.
d.
Lambang kimia,singkatan satuan
ukuran,takaran,timbangan,dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya
:
TNT trinitrotoluen
Cm centimeter
Kg
kilogram
Rp rupiah
2.
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan
huruf awal,gabungan suku kata,ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata yang diperlakukan sebagai kata.
a.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf capital.
Misalnya
:
LAN Lembaga Administrasi
Negara
SIM Surat Izin Mengemudi
b.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal
huruf capital.
Misalnya
:
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Sespa Sekolah Staf Pimpinan
Administrasi.
c.
Akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf,suku kata,ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya
:
Pemilu pemilihan umum
Rudal peluru kendali
J.
Angka dan Lambang Bilangan
1.
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan
atau nomor.Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka
arab :
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,
Angka
Romawi :
I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X
2.
Angka yang digunakan untuk menyatakan (i) ukuran
panjang,berat,luas,dan isi,(ii) satuan waktu,(iii) nilai uang dan (iv)
kuantitas.
Misalnya
:
0,5
sentimeter 1 jam
20 menit
5
kilogram pukul
15.00
3.
Angka lazim yang dipakai untuk melambangkan
nomor jalan,rumah,apartemen,atau kamar pada alamat.
Misalnya
:
Jalan
Tanah Abang I No.15
Hotel
Indonesia,Kamar 169
4.
Angka digunakan juga untuk menomori bagian
karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya
:
Bab
X,pasal 5,halaman 252
Surah
Yasiin:9
5.
Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf
dilakukan sebagai berikut.
a.
Bilangan utuh
Misalnya
:
Dua
belas 12
Dua
puluh dua 22
b.
Bilangan Pecahan
Misalnya
:
Setengah ½
Tiga
perempat ¾
6.
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan cara yang berikut.
Misalnya
:
Paku
Buwono X;pada awal abad XX;lihat bab II;
7.
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran
–an mengikuti cara yang berikut.
Misalnya
:
Tahun
50-an atau
tahun lima puluhan
Uang
5000-an atau
uang lima ribuan
8.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan
dipakai secara berurutan ,seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya
:
Amir
menonton drama itu sampai tiga kali
Ayah
memesan tiga ratus ekor ayam
9.
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis
dengan huruf.Jika perlu,susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya
:
Lima
belas orang tewas dalam kecelakaan itu
Bukan
:
15
orang tewas dalam kecelakaan itu.
10.
Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar
dapat dieja sebagian supaya lenih mudah dibaca.
Misalnya
:
Penduduk
Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.
11.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan
huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan
kuitansi.
Misalnya
:
Kantor
kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Bukan
:
Kantor
kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
12.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan
huruf,penulisan harus tepat.
Misalnya
:
Saya
lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (Sembilan ratus Sembilan puluh
Sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Tugas Bahasa Indonesia
EYD BAB III
Disusun Oleh :
1. Geri Antono (0913033004)
2. Anita Rahmawati (0913033026)
3. Aurora Nandia F (0913033028)
4. M. Aji Wira (0913033056)
5. Vivi Hardiana (0913033068)
6. Sisca Devita Aprilia (0913033094)
PROGRAM STUDI SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2009
0 comments:
Posting Komentar